Setelah viral di media sosial pada Juli 2020, Shaka, balita yang tertidur setahun itu kini dinyatakan meninggal dunia.

Shaka dikabarkan meninggal dunia pada Kamis 8 Oktober 2020.

Kabar kepergian Shaka pertama kali diungkapkan lewat akun TikTok @shaka_17.

Melepas kepergian Shaka, sang ibunda menuliskan doa agar sang anak ditempatkan si surga.

"Selamat jalan, surga menantimu nak," tulis akun TikTok tersebut.

Untuk mengenang Shaka, sang ibunda menampilkan foto-foto anaknya selama masih hidup, meski saat itu sang balita yang tertidur setahun.

Dalam foto-foto tersebut, Shaka ini ternyata sempat melakukan operasi.

Bahkan saat Shaka berulang tahun, sang anak masih dalam keadaan tertidur.

"Mereka yang tak sukai kita pun tidak akan peduli maka bangunlah nak, temani ibu, jaga ibu nanti, jagoan ibu anak sholeh,"

"Semoga cepat sembuh cong,"

"Bismillah, semoga lancar ya nak operasinya"

"Bulan kelahiranmu nak," tulis sang ibunda.

Kisah pilu Shaka, balita tertidur setahun

Sebuah video mengabarkan adanya seorang balita yang tertidur setahun lamanya setelah operasi.

Kisah ini beredar dari cerita ibunya yang sering mengunggah beragam aktivitas Shaka lewat akun Tik Tok, @shaka_17.

Cerita yang dibagikan dalam video Tik Tok tersebut baru-baru ini viral dan tersebar di media sosial Instagram sejak kemarin, Sabtu (18/7/2020).

Hasil penelusuran Serambinews.com, diketahui bocah yang kini sudah berusia 18 bulan ini bernama Rau Surya Danifs, atau akrab disapa Danifs oleh keluarganya.

Danifs bersama keluarganya tinggal di Desa Tentenan Timur, Kabupaten Pamekasan, Provinsi Jawa Timur.

Menurut cerita yang dibagikan oleh ibunya dalam berbagai unggahan video TikTok dan kolom komentar, Danifs diketahui tak pernah lagi membuka matanya sejak usia 8 bulan.

Kondisi Danifs sejak lahir sampai usia 8 bulan masih terjaga sebelum akhirnya mengalami panas selama 1 bulan disertai dengan kejang.

Diduga, kondisi yang dialami Danifs saat itu mempengaruhi sarafnya hingga mengakibatkan bocah ini tak kunjung membuka matanya.

Keluarga sudah berupaya memberikan pengobatan dan perawatan untuk putra kedua mereka itu.

Danifs sempat dirawat di ruang ICU selama tiga bulan.

Bahkan bocah berwajah tampan ini sempat menjalani operasi pembuangan cairan dalam otak di salah satu rumah sakit yang berlokasi di Kota Surabaya.

Menurut keterangan sang ibunda dalam kolom komentar, operasi itu berkaitan dengan penyakit Hidrosefalus dan Meningitis TB yang juga diderita Danifs.

Namun sejak operasi itu usai dijalani, Danifs tak kunjung sadarkan diri sampai saat ini.

“Habis operasi pasang selang dari kepala ke lambung dia gak sadar-sadar sampai sekarang..,” tulis ibu Danifs dalam kolom komentar menjawab pertanyaan warganet.

Kondisi Danifs saat ini normal sebagaimana anak-anak lainnya.

Ia bahkan sudah mampu mengunyah makanan dan menelan minuman sendiri tanpa bantuan selang.

Begitu juga untuk melakukan buang air besar dan kecil dalam kondisi normal sebagaimana biasanya.

Hanya saja, aktifitas itu dilakukan Danifs dalam kondisi mata terpejam atau tertidur.

Seperti yang ditampilkan dalam beragam video yang diunggah oleh ibunya, Danifs hanya bisa tertidur dalam gendongan atau tempat duduknya saat melakukan sejumlah aktivitas.

Diketahui, pengobatan Danifs saat ini masih terus diupayakan melalui perawatan dari rumah.

Sebagaimana disampaikan oleh ibunya dalam kolom komentar, pihak keluarga tidak lagi merawat Danifs di rumah sakit atas perintah dokter.

Shaka atau Danifs, balita yang tertidur setahun ()
“Kenapa anakku gak dirawat karena sama dokter suruh bawa pulang kata dokter ini cuma tunggu mata.. Dia tiap dua minggu kontrol ke dokter saraf buat disuntik,” tulis ibu Danifs.

Untuk sekali suntik, biaya yang dikeluarkan oleh keluarga diketahui sebesar Rp 5 juta.

Selain perawatan dari medis, pengobatan juga dilakukan secara islami dengan dibawa pada para Kyai hingga sempat diganti namanya.

Dalam salah satu videonya, ibu Danifs bahkan sempat memberi tahu bahwa anaknya itu pernah dibawa ke Ningsih Tinampi.

Dokter Sebut Sleeping Beauty Syndrome terjadi pada Shaka

Kondisi Shaka itu mendapat tanggapan dari Ketua Kelompok Studi Nasional Sleep Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi), Dr dr Rimawati Tedjakusuma.

San g doktermemberikan sedikit gambaran dalam bidang keilmuannya bahwa ada sebuah kelainan yang disebut Kleine-Levine Syndrome atau sleeping beauty syndrome pada Shaka.

Sindrom ini juga dikenal sebagai sindrom Sleeping Beauty atau Sleeping Beauty Syndrome, merujuk pada kisah dongeng.

"Biasanya bentuknya episodik. Beberapa minggu atau bulan banyak tidur, setelah itu normal lagi. Sering dikira anak malas," ujar Rima saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (18/7/2020) siang.

Ia menjelaskan seseorang yang mengidap sindrom ini memang akan banyak menghabiskan waktu untuk tidur, tanpa makan dan buang air.

"Biasanya tidak ngompol atau BAB waktu tidur, pasien bisa bangun untuk itu (BAB dan BAK) dan makan," kata dia.