Ramai Kisah Wanita Cerai karena KB 3 Bulan, Dokter Jelaskan Jenis KB untuk Wanita Pasca Melahirkan

Ramai Kisah Wanita Cerai karena KB 3 Bulan, Dokter Jelaskan Jenis KB untuk Wanita Pasca Melahirkan

   
Ilustrasi perceraian.

 Warganet di media sosial tengah ramai membahas kisah seorang wanita yang diceraikan suaminya gara-gara KB 3 bulan.

Dalam unggahan viral itu, seorang wanita yang disebut bernama Dina mengaku jadwal haidnya menjadi tidak beraturan setelah menggunakan KB suntik setiap tiga bulan.

Menurut Dina, ia mengeluarkan flek haid yang berlangsung terus menerus.

Suatu hari, sang suami berniat mengajaknya berhubungan namun Dina masih dalam keadaan haid.

Tanpa Dina sadari, hal tersebut menimbulkan kekecewaan di benak suaminya hingga mengakibatkan perceraian.

"Abang cape Neng nungguin Neng mens terus. Sekalinya ga mens Neng tidur nyenyak sama anak kita tanpa melihat bagaimana Abang tidur kesakitan di belakang Neng,"begitu ujar suaminya, seperti yang diceritakan dalam sebuah unggahan.

"Cerai karena KB 3bulan

Serem yaaa judulnya. Ini cerita temen saya , semoga ada manfaat yang bisa diambil ya," tulisnya saat mengawali cerita dalam unggahannya, Kamis.

Kisah seorang wanita yang diceraikan suaminya gara-gara KB 3 bulan viral di media sosial. Kisah tersebut awalnya ditulis oleh akun Facebook Nana Risnawati Herdiana, Kamis (3/9/2020). (Tangkapan Layar Facebook Nana Risnawati Herdiana)

Hingga Jumat (4/9/2020) siang, unggahan tersebut telah disukai lebih dari 9.300 orang, dibagikan 462 kali, dan dibanjiri lebih dari 3.600 komentar.

Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti kebenaran dalam cerita tersebut.

Terlepas dari itu, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Huthia Andriyana, Sp.OG, menjelaskan mengenai jenis-jenis KB yang dapat dipilih oleh wanita pasca melahirkan.

Menurut Huthia, KB 3 bulan memang menjadi satu di antara pilihan metode KB pasca melahirkan yang tidak mengganggu ASI.

Namun, selain KB 3 bulan, ada sejumlah metode KB lainnya untuk wanita pasca melahirkan.

Satu di antaranya yaitu metode KB spiral atau intrauterine device (IUD).

Dokter Obgyn di RSU Bunda Margonda itu menjelaskan, metode KB IUD tidak menyebabkan gangguan haid berkepanjangan.

"IUD itu tidak mengandung hormon, biasanya tidak menyebabkan gangguan haid berkepanjangan," kata Huthia saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (4/9/2020) pagi.

Huthia menambahkan, IUD juga memiliki sejumlah kelebihan.

Di antaranya yaitu tidak mengakibatkan kegemukan dan dapat digunakan dalam jangka panjang.

"Keuntungannya tidak bikin gemuk, kontrol 1 tahun sekali, dapat digunakan jangka panjang, bisa sampai 5 tahun," jelasnya.

Namun, Huthia mengatakan, IUD memiliki efek samping berupa keputihan.

Selain itu, sebagian orang yang menggunakan IUD juga dapat mengalami haid dengan volume yang lebih banyak

"Efek samping kadang keputihan, volume haid jadi lebih banyak," kata Huthia.

Selain IUD, metode KB pasca melahirkan yang dapat dipilih yakni pil KB menyusui.

Menurut Huthia, pil KB menyusui memiliki kelebihan yaitu membuat siklus haid menjadi teratur.

Namun, pil KB harus dikonsumsi setiap hari.

"Pil harus diminum setiap hari sekali, tidak boleh lupa, jika lupa risiko hamil tinggi," jelas Huthia.

Sementara itu, Huthia menjelaskan, metode KB 3 bulan juga dapat dipilih oleh wanita pasca melahirkan karena metode ini tidak mengganggu ASI.

Akan tetapi, ia menambahkan, metode KB 3 bulan dapat menyebabkan tidak terjadinya masa subur.

"Suntik KB 3 bulan mengandung hormonal yang dapat menyebabkan tidak terjadinya masa subur sehingga memiliki efek kontrasepsi," jelasnya.

Menurut Huthia, umumnya, KB suntik 3 bulan membuat wanita tidak mengalami haid sama sekali.

Selain itu, sebagian wanita yang menggunakan metode KB ini juga mengeluhkan perubahan siklus haid.

"Sebagian wanita yang memakai KB suntik 3 bulan mengeluhkan efek samping berupa tidak haid sama sekali, paling sering terjadi, atau adanya perubahan siklus haid yang ditandai dengan timbul flek-flek darah atau perdarahan berkepanjangan," kata Huthia.

Lebih lanjut, Huthia menjelaskan, KB suntik 3 bulan memiliki masa adaptasi sekitar 3 sampai 6 bulan.

Apabila cocok, Huthia mengatakan, metode KB suntik 3 bulan ini tentu dapat dilanjutkan.

Namun, jika KB menimbulkan pendarahan berkepanjangan maka Huthia menyarankan untuk segera konsultasi ke dokter kandungan.

"Jika mengalami keluhan flek atau perdarahan memanjang, bisa melakukan pemeriksaan dan pengobatan ke dokter kandungan, sehingga keluhan tersebut tidak terjadi lagi dan suami tidak komplain," tuturnya.

Cerita Lengkap

Kisah berjudul 'Cerai karena KB 3 Bulan' yang ditulis oleh akun Facebook Nana Risnawati Herdiana, Kamis (3/9/2020), viral di media sosial.

Dalam unggahannya, Nana menceritakan pengalaman seorang wanita yang ia sebut bernama Dina.

Dina menceritakan, sebelumnya, kehidupan rumah tangganya berjalan baik-baik saja.

Bahkan, ia merasa menjadi istri paling beruntung lantaran memiliki suami yang selalu membantunya menyelesaikan pekerjaan rumah, menjaga bayi mereka, tidak pernah merepotkan, dan memenuhi semua keinginannya.

"Aku Dina, wanita berusia 25tahun yang kini sedang menikmati indahnya menjadi seorang ibu.

0 Response to "Ramai Kisah Wanita Cerai karena KB 3 Bulan, Dokter Jelaskan Jenis KB untuk Wanita Pasca Melahirkan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel